Sorong,TifaPapua.net || Dugaan manipulasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Provinsi Papua kembali mencuat.
Baca juga : Adira Sorong Jual Motor Debitur Tanpa Izin,Dokumen Diduga Dipalsukan
Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay,Ronald Konjol,menuding proses rekapitulasi suara telah disusupi kecurangan terstruktur,memicu krisis kepercayaan publik,dan mengancam meledakkan konflik horizontal di Bumi Cenderawasih.
Menurutnya,proses PSU yang seharusnya menjadi momentum pemulihan keadilan justru berubah menjadi ajang kecurangan terstruktur.
“Demokrasi kita dipermainkan,rakyat dibohongi.Situasi ini rawan memicu konflik horizontal,”tegasnya.Rabu (13/8/2025),disorong.
Ia mengingatkan bahwa ketidakjelasan dan kecurangan dalam proses rekapitulasi akan semakin memperburuk ketegangan di tengah masyarakat Papua yang saat ini sudah di ambang kehilangan kesabaran.
“Kepercayaan masyarakat terhadap aparat kepolisian sudah hilang.Mereka melihat polisi tidak lagi berpihak pada kebenaran,tetapi menjadi bagian dari masalah,”ujarnya dengan nada keras.Rabu (13/8/2025)
Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay mendesak agar proses PSU diawasi secara independen dan transparan demi menghindari ledakan konflik yang bisa merugikan seluruh pihak.
Ia menegaskan, jika suara rakyat terus dikhianati,maka Papua tidak hanya akan kehilangan kepercayaan terhadap demokrasi, tetapi juga menghadapi ancaman disintegrasi sosial yang serius.
“Jika suara rakyat terus dikhianati, Papua bukan hanya kehilangan kepercayaan terhadap demokrasi, tetapi juga menghadapi ancaman disintegrasi sosial yang serius,”pungkas Ronald.
Ronald juga berharap,pemerintah pusat dan penyelenggara pemilu segera mengambil langkah tegas untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Artikel Terkait : Ini Hasil Pleno Rekapitulasi Suara PSU Pilgub Papua di Kepulauan Yapen: BTM-CK Unggul
“Kami ingin demokrasi di Papua benar-benar jujur dan adil.Semua pihak harus duduk bersama,membuka data secara transparan,dan memastikan suara rakyat dihormati.Hanya dengan begitu kita bisa menjaga perdamaian dan persatuan di tanah Papua,” pungkasnya.(TifaPapua.net/Resnal Umpain).
