SORONG,TifaPapua.net || Jalan utama di Kilometer 16 Kota Sorong,Papua Barat Daya,dipenuhi lumpur tebal akibat aktivitas proyek pembangunan gedung pemerintahan.
Baca Juga : Skandal Kayu Ilegal di Sorsel : Aktor Lama,Modus Lama,Negara Kalah Lagi!
Pantauan tifapapua.net nampak truk-truk pengangkut tanah dari lokasi proyek diketahui melintas tanpa menggunakan penutup terpal, sehingga muatan tanah jatuh dan mencemari badan jalan.Sabtu,(31/5/2025).
Tanah merah dari proyek pembangunan Kantor Gubernur Papua Barat Daya,Gedung DPR Papua Barat Daya (DPRP-PBD),dan Gedung Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD) jatuh ke jalan akibat tidak ditutup dengan terpal saat diangkut truk proyek.
Tanah tersebut bercampur air hujan, membentuk genangan lumpur yang licin dan membahayakan pengguna jalan.
Truk-truk milik rekanan proyek pemerintah provinsi yang tengah mengangkut material timbunan.
Warga menyalahkan kontraktor pelaksana serta Dinas Pekerjaan Umum dan Lingkungan Hidup karena tidak mengawasi pelaksanaan proyek secara ketat.
Kondisi mulai parah sejak pertengahan Mei 2025,terutama setelah hujan deras beberapa kali mengguyur Kota Sorong dan memperparah sebaran lumpur.
Ruas jalan terdampak berada di sepanjang Kilometer 16,jalur utama penghubung antara pusat Kota Sorong dan wilayah Aimas,yang juga menjadi akses utama ke kompleks pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya yang tengah dibangun.
Para sopir truk tidak menggunakan penutup terpal sesuai ketentuan angkutan material. Akibatnya,tanah timbunan yang diangkut jatuh ke jalan saat melaju.
Minimnya pengawasan dari instansi teknis dan pelaksana proyek memperparah kondisi ini.
Jalan menjadi licin dan membahayakan.Beberapa pengendara sepeda motor dilaporkan terjatuh,sementara kendaraan roda empat pun kesulitan melintas.Kemacetan kerap terjadi,terutama saat jam sibuk.
Warga dan pelintas mengaku resah dan meminta pemerntah segera turun tangan dalam hal ini,Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Barat (BPPWPB) Ditjen Cipta Karya selaku owner tiga proyek tersebut.
“Saya hampir jatuh dua kali karena motor selip di lumpur,”kata Herlina (29),seorang guru yang setiap hari melintasi jalur tersebut.“Truk-truk itu seenaknya lewat tanpa ditutup, dan tidak ada yang menindak.”
Artikel Terkait : Jalan Berlumpur, Proyek Galian PDAM TB Makan Korban Lagi
Hingga berita ini diturunkan,belum ada tindakan dari pihak berwenang maupun pernyataan resmi dari Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.(TifaPapua.net/Resnal Umpain).